Khutbah Jumat ringkas tentang ghibah, fitnah dan namimah
Khutbah I
الحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ (الحجرات: ١٢)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan.
Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Ghibah (menggunjing keburukan dan kekurangan orang lain) adalah salah satu maksiat yang diharamkan oleh Allah SWT dan penyakit berbahaya yang dapat meruntuhkan kerukunan, persatuan dan ketenteraman masyarakat.
Akhir-akhir ini, ghibah semakin marak dilakukan. Jika dulu ghibah hanya dilakukan oleh sekumpulan orang di tempat-tempat tertentu yang terbatas, saat ini seiring menjamurnya media sosial ghibah semakin gencar dilakukan.
Ghibah online melalui media sosial sama dosanya dengan ghibah offline. Oleh karenanya, dalam kesempatan khutbah yang singkat ini, kami mengingatkan kepada kita semua akan bahaya dosa ghibah. Masih banyak saudara-saudara kita yang seringkali melakukan ghibah tanpa mereka sadari.
Apakah yang dimaksud dengan ghibah? Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Tahukah kalian apakah ghibah itu? Para sahabat menjawab: Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ
Artinya: “Ghibah adalah ketika engkau menyebut saudara (muslim)mu dengan sesuatu yang tidak ia sukai.” Ditanyakan kepada Baginda Nabi: Wahai Rasulullah, Jika pada saudaraku itu memang terdapat apa yang aku katakan? Nabi menjawab:
إِنْ كَانَ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَد اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيْهِ مَا تَقُوْلُ فَقَدْ بَهَتَّهُ (رَوَاهُ مُسْلِمٌ)
Artinya: “Jika padanya
terdapat apa yang engkau katakan maka engkau telah melakukan ghibah kepadanya, dan jika tidak terdapat padanya apa yang engkau katakan maka engkau telah melakukan buhtan kepadanya” (HR Muslim).
Buhtan adalah menuduh seseorang dengan sesuatu yang tidak ada padanya. Buhtan lebih besar dosanya daripada ghibah karena buhtan mengandung unsur kebohongan.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Lidah bisa lebih tajam daripada pedang apabila digunakan untuk membicarakan hal yang tidak berguna. Banyak dosa yang bersumber dari lidah, salah satunya adalah fitnah.
Disadur dari buku tanda-tanda Kiamat karangan Mahmud Rajab Hamady, fitnah memiliki makna bencana, kesusahan, azab, dan setiap hal yang tidak disukai seperti kekafiran, kedurhakaan, dosa, dan juga musibah.
Fitnah dapat menyebabkan kerusakan besar di muka bumi hingga terjadinya perpecahan sesama umat Islam. Sebab, perkataan bohong dari fitnah dapat merugikan orang lain.
Akibat fitnah di antaranya adalah sepasang suami-istri dapat bercerai, ayah dan anak saling membunuh, dan lain sebagainya. Maka dari itu, fitnah termasuk ke dalam dosa besar yang tidak terampuni karena mengakibatkan permusuhan sesama manusia.
Bahaya fitnah dalam Islam disadur dari buku Cinta Itu Indah karangan Rizem Aizid, bahaya fitnah adalah lebih kejam daripada pembunuhan. Sebagaimana yang diterangkan Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 191 berikut.
وَٱقْتُلُوهُمْ حَيْثُ ثَقِفْتُمُوهُمْ وَأَخْرِجُوهُم مِّنْ حَيْثُ أَخْرَجُوكُمْ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۚ وَلَا تُقَٰتِلُوهُمْ عِندَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ حَتَّىٰ يُقَٰتِلُوكُمْ فِيهِ ۖ فَإِن قَٰتَلُوكُمْ فَٱقْتُلُوهُمْ ۗ كَذَٰلِكَ جَزَآءُ ٱلْكَٰفِرِينَ
Artinya: “Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil Haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang kafir.”
Selain itu, bahaya fitnah bagi seseorang dapat menyebabkan keresahan, kesengsaraan, memecahkan tali silaturahmi, merugikan, mencelakai orang lain, bahkan masuk neraka dengan azab yang cukup pedih.
Kaum Muslimin rahimakumullah,
Sedangkan namimah (mengadu domba) adalah menyampaikan perkataan seseorang kepada orang lain dengan tujuan merusak hubungan antara keduanya. Namimah adalah salah satu dosa besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَتَّاتٌ (رَوَاهُ البُخَارِيُّ)
Artinya: “Pelaku namimah tidak akan masuk surga (bersama orang-orang yang paling awal masuk surga)” (HR al-Bukhari).
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Editor: Soleh
Sumber: Disarikan dari berbagai sumber