Khutbah Jum’at ringkas tentang orang-orang yang akan disesatkan Allah SWT

Serba-Serbi
Kamis, 29 Desember 2022, 06:55 WIB
Ilustrasi.(foto/istimewa)
Ilustrasi.(foto/istimewa)

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أَمّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ اللهِ  أُوصِيْكُمْ بِنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ ،قال الله تعالى في القرآن الكريم ,اَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَا فٍ عَبْدَهٗ ۗ وَيُخَوِّفُوْنَكَ بِالَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖ ۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَالَهٗ مِنْ هَادٍ ،وَمَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَمَالَهٗ مِنْ مُّضِلٍّ,   اَ لَيْسَ اللّٰهُ بِعَزِيْزٍ ذِى انْتِقَامٍ

Hadirin yang berbahagia،

Alhamdulillah, patutlah kiranya kita sebagai hamba Allah, selalu meningkatkan kesyukuran kita kepadaNya yang telah memberikan berbagai macam nikmat kepada kita, dengan mendekatkan diri kepadaNya. Menjalankan segala perintahNya dan menjauhi apa yang dilarangNya.

Semoga kita selalu mendapatkan berkah dari Jum’at ke Jum’at, sehingga kita semakin hari semakin dekat kepadaNya dan selalu menjadi hamba yang selalu taat dalam membela agamaNya.

Mudah-mudahan shalawat serta salam tetap terlimpah kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan suri tauladan dengan perilaku yang terpuji dan bimbingan melalui sabdanya, sehingga kitapun mantap menjadi hamba Allah SWT.

Semoga pula amal ibadah yang kita lakukan akan membuahkan kebaikan kita dan membias pada sesama.

Maasyiral muslimin rahimakumullah,

Orang-orang yang disesatkan Allah SWT adalah orang yang mengetahui, mereka sedang berbuat maksiat atau perbuatan buruk lainnya dan mereka mengetahui Allah sedang melihat perbuatannya namun melawan dengan tetap melakukan hal itu.

Orang-orang yang demikian disebut fasik dan Allah tidak akan memberikan hidayah kepada orang-orang yang termasuk golongan fasik.

Akan tetapi, banyak orang yang disesatkan Allah, dan banyak pula yang diberi hidayah Allah.

Contoh orang-orang yang disesatkan, misalnya ada sekelompok remaja atau pemuda yang begadang dan mabuk-mabukkan hingga pagi, bedanya dengan kesesatan zaman dulu orang yang sesat zaman sekarang pakai dalil.

Secara gamblang Alquran menyebut orang- orang yang disesatkan bukan sembarangan orang. Kaum-kaum yang disesatkan adalah orang-orang fasik.

Orang fasik adalah orang yang tidak mau mengikuti kebenaran, bukan serta merta disesatkan begitu saja.

Seseorang disesatkan karena tidak mau tahu dengan kebenaran, jadi dia disesatkan sebagai hukuman karena tak mau tahu menerima kebenaran.

Salah satunya perintah shalat berjamaah di mesjid, hindari begadang agar dapat bangun subuh melaksanakan shalat subuh.

Maka disesatkan Allah, malah bangun tidur kesiangan, itu baru hukuman di dunia belum nanti di akhirat.

Orang yang menyimpang dari hidayah Allah karena hatinya,  maka diikuti anggota tubuh kaki, tangan, mata, telinga yang dibelokkan hati.

Itulah mengapa hati kita harus selalu dijaga dengan dzikir, termasuk shalat subuh untuk selalu mengingat Allah.

Allah memalingkan hati mereka, tak mau ikuti majelis ilmu atau pengajian.

Banyak yang tak mau beribadah padahal mampu, dan sebaliknya ada yang mau tapi tak mampu untuk beribadah.

Intinya adalah Allah memalingkan hati orang-orang yang fasik karena orang-orang tersebut yang terlebih dahulu tidak mau tahu dengan kebenaran.

Ketika mereka masa bodoh, orang itu lebih dulu berpaling maka dipalingkan Allah sekalian.

Tidak seorangpun yang ingin dirinya tersesat maupun disesatkan, sebab kesesatan itu akan membawa petaka bencana diri dan keluarga , bahkan dapat membias ke tetangga dan sesama.

Mengapa seseorang itu memilih dan membawa dirinya ke dalam kesesatan. Karenanya, pada kesempatan siang ini, Khotib sampaikan beberapa sebab seseorang berbuat sesat .

Pertama : Mengikuti tradisi nenek moyang. Orang mengikuti tradisi nenek moyang, mengikuti sesuatu yang tidak jelas adalah salah, sebagaimana pada zaman jahiliyah mereka menyembah berhala (syirik), karena mengikuti apa yang pernah dilakukan orang tua mereka tanpa berpikir benar atau salah, selain itu tidak mau mendengar kebenaran yang disampaikan orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Maidah : 104 :

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْاْ إِلَى مَا أَنزَلَ اللّهُ وَإِلَى الرَّسُولِ قَالُواْ حَسْبُنَا مَا وَجَدْنَا عَلَيْهِ آبَاءنَا أَوَلَوْ كَانَ آبَاؤُهُمْ لاَ يَعْلَمُونَ شَيْئاً وَلاَ يَهْتَدُونَ

“Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul”. Mereka menjawab: “Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka akan mengikuti juga nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? Al Maidah : 104

Pada ayat di atas sangat jelas sekali alasan mereka , yaitu merasa cukup dari nenek moyang mereka , tidak perlu mencari kebenarannya , meskipun orang tua mereka tidak mengerti benar tidaknya apa yang dilakukan, sehingga dapat disimpulkan orang-orang yang mengikuti nenek moyang mereka , karena mereka tidak tahu antara yang benar dan yang salah.Jadi kebodohan menyebabkan pendapat yang salah tetap diikuti.

Sidang sholat Jum’at rahimakumullah,

Kemajuan teknologi dan pengetahuan sangatlah bermanfaat bagi kehidupan manusia, juga ada dampak negatifnya yang perlu mendapatkan antisipasi, agar tidak mudah mengikuti hal-hal yang menyimpang.

Adapun yang dapat membuat manusia sesat yang Kedua, adalah mengikuti hawa nafsu (bermaksiat dengan Allah). Sebab hawa nafsu cenderung membawa kesesatan pada hal-hal yang menyimpang dari aturan Allah SWT, karena itu jika mengikuti hawa nafsu itu dilarang, sebagaimana diterangkan Allah SWT,

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ

“Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmuNya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Al Jatsiyah : 23.

Betapa sayangnya Allah SWT kepada kita, jangan mengikuti hawa nafsu sesat.! Sesat ! Namun ketika manusia membiarkan dirinya mengikuti hawa nafsunya, maka Diapun menutup pendengarannya dan penglihatan, sehingga kebaikan dan kebenaran yang dilihatnya tidak dapat menimbulkan cahaya bagi dirinya dan orang lain., akhirnya tidak memperoleh petunjuk dari Allah SWT.

Jamaah Jum’ah rahimakumullah,

Pembawa kesesatan manusia yang Ketiga, adalah tidak mempercayai akhirat (kafir). Kita meyakini bahwa kehidupan kita dua kali dan kematian kita pun dua kali. Dulu kita belum ada, kemudian menjadi ada ,lalu menjadi tidak ada , kemudian ada lagi, sampai nanti kita akan dimintai pertanggungjawaban satu persatu, tentang apa saja yang pernah kita lakukan di dunia.

Maka berbahagialah kita , yang selalu mengikuti petunjukNya. Mengikuti petunjuk Allah SWT dan memperbanyak amal sholeh termasuk diantara usaha untuk mempersiapkan bekal hari akhir yang sangat rahasia kejadiannya.Sangatlah berbeda dengan orang-orang yang tidak mempercayai akhirat, sebagaimana firman-nya dalam surat
An-Naml :4-5.

إِنَّ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِالْآخِرَةِ زَيَّنَّا لَهُمْ أَعْمَالَهُمْ فَهُمْ يَعْمَهُونَ , أُوْلَئِكَ الَّذِينَ لَهُمْ سُوءُ الْعَذَابِ وَهُمْ فِي الْآخِرَةِ هُمُ الْأَخْسَرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, maka mereka bergelimang (dalam kesesatan). Mereka itulah orang-orang yang mendapat (di dunia) azab yang buruk dan mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling merugi.” Al An Naml : 4-5.

Kemaksiatan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak percaya akhirat, tidaklah terasa, bahkan mereka tidak merasa kalau berbuat maksiat, maka tidak perlu heran, jika mereka beranai menerjang atura-aturan Allah SWT.

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Pembawa kesesatan yang Keempat : Menukar keimanan dengan kekafiran : Keimananlah yang menjadikan kita lebih punya harga diri, apa yang kita lakukan dari sedikit kebaikan akan diperlihatkan dan dibalas Allah SWT. Hal ini tidak berlaku bagi orang kafir, yang amal baiknya tidak akan dibalas Allah SWT, karena dalam dirinya tidak ada keimanan. Oleh karena itu, berbahagialah jika kita tidak terbersit menukar keimanan kita dengan kekafiran, dan hal itu suatu kebangkrutan.. Marilah kita perhatikan firmanNya,

أَمْ تُرِيدُونَ أَن تَسْأَلُواْ رَسُولَكُمْ كَمَا سُئِلَ مُوسَى مِن قَبْلُ وَمَن يَتَبَدَّلِ الْكُفْرَ بِالإِيمَانِ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاء السَّبِيلِ

“ Apakah kamu menghendaki untuk meminta kepada Rasul kamu seperti Bani Israil meminta kepada Musa pada zaman dahulu? Dan barangsiapa yang menukar iman dengan kekafiran, maka sungguh orang itu telah sesat dari jalan yang lurus.” Al Baqarah : 108

Hadirin yang dirahmati Allah SWT,

Penyebab atau pembawa kesesatan yang Kelima : Menghalangi-halangi manusia dari jalan Allah (fasiq dan kafir). Menghalangi sama dengan menyetop segala kebaikan yang diperintahkan, awal dari menghalangi hal-hal yang diperintahkan Allah SWT, adalah mengikuti hawa nafsu. Orang yang ingin menang sendiri, menyatakan paling hebat, hal itu cerminan mengikuti hawa nafsu, maka orang-orang yang menghalangi dari jalan Allah SWT, pikirannya sudah dikendalikan hawa nafsu sehingga, menjadi wajar kalau mereka memusuhi orang-orang yang berada di jalanNya.

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ وَصَدُّواْ عَن سَبِيلِ اللّهِ قَدْ ضَلُّواْ ضَلاَلاً بَعِيداً

“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah, benar-benar telah sesat sejauh-jauhnya.” An Nisa’ :167.

Hadirin yang berbahagia,

Kita harus yakin dan mengikuti apa yang diperintahkan dalam Al Quran insya Allah kita akan mendapatkan bimbingan dari Allah SWT, jangan sampai kita mengikuti petunjuk orang–orang yang terlarang untuk diikuti, sebab kita akan tersesat dan mendapatkan ancaman Allah SWT.

Semoga kita semua yang hadir di majelis yang penuh berkah ini, juga keluarga kita, selalu mendapatkan petunjuk dan perlindungan dari Allah SWT, serta mampu melaksanakan ibadah dengan dengan penuh ketulusan atas dasar cinta kepadaNya.

Kaum muslimin yang dirahmati Allah SWT,

Marilah kita dengan tiada henti-hentinya selalu memanjatkan do’a , agar senantiasa mendapatkan kemudahan dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh fitnah ini, dan tetap berada dalam naunganNya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فيِ الْقُرْأَ نِ الْعَظِيْمِ وَنَفعَنِيْ وَ إِ يَّا كُمْ بمَِا فِيْهِ مِنَ الَْْاَ يَاتِ و ذِكْرالحَْكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِ نَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Kedua

الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْد،
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .

Editor: Soleh
Disarikan dari berbagai sumber

Tags in

Berita Menarik Lainnya

Rekomendasi

456

Trending Topic

Most Read

Berita Riau