Home Riau Duri

Semangat Lambas Binaan PHR yang Sukses Ubah Sampah Jadi Ladang Rupiah

Duri
Selasa, 29 Agustus 2023, 23:09 WIB
Lambas memilih dan memilah sampah sebelum diolah menjadi barang bernilai ekonomis.(foto: soleh)
Lambas memilih dan memilah sampah sebelum diolah menjadi barang bernilai ekonomis.(foto: soleh)

SAMPAH  dapat bernilai ekonomis. Di tangan-tangan kreator dan cekatan serta inovatif para relawan Bank Sampah Pematang Pudu Bersih (BS PPB), binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan, dari barang bekas limbah sampah, dapat diubah menjadi barang berkelas dan bernilai ekonomis. Alhasil, olahan tangan-tangan kreatif dan cekatan, berpenghasilan kisaran Rp30 Juta hingga Rp40 Juta perbulan. Selain menjadi ladang rupiah diperolehnya, juga dari upaya penerapan sistem ekonomi sirkular.

Laporan: SOLEH ALBANTANI, Duri

 

Dalam lemari kaca ruangan Direktur BS PPB, Lambas Hutabarat, tertata rapi berbagai jenis pernak-pernik diubah dari bahan baku sampah. Dipajangkan pada setiap rak serta tertata rapi, mulai dari jenis tas, vas bunga, cermin, bingkai foto, hiasan, lampu hias, gapura, kotak tisu serta pernak pernik yang bisa dijadikan cindera mata atau oleh-oleh. Bahkan, yang terbaru sampah non organik diubah menjadi paving blok.

 

Hasil kreativitas sampah diolah menjadi barang berkelas.(foto: soleh)

 

Ini adalah bukti hasil karya anak bangsa dari kerajinan tangan-tangan kreator yang juga inovatif, menyulap sampah menjadi barang berkelas dan bernilai ekonomis. Sehingga BS PPB ini berlokasi di Jalan Kopelapip Ujung RT 01 RW 16 Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, terus melaju, mandiri, tumbuh dan berkembang pesat usaha yang ditekuninya.

 

Ide awal pembentukan bank sampah  sebuah keinginan sederhana, yaitu membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah agar jadi barang bernilai. Sampah diolah, diubah dan didaur ulang oleh bank sampah ini, upaya mempelopori penerapan sistem ekonomi sirkular.

 

” Kini, dari sampah bisa berubah menjadi pundi-pundi rupiah. Jika sampah diubah menjadi ladang rupiah. Karena sampah adalah harta yang sangat bernilai. Jika sampah ditabung, hasil tabungannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan atau kebutuhan,” kata Lambas Hutabarat Senin (14/8/2023) kepada PesisirRiau.com dengan nada bersemangat.

 

Aktivitas yang dijalani pria 45 tahun ini, berpantang surut, kendatipun ada tantangan dan rintangan apapun. Melalui program ini, Lambas dan para relawan semakin giat dan tekun mengedukasi masyarakat tentang cara pengelolaan sampah yang baik. Secara rutin, relawan bank sampah  turun melakukan sosialisasi dan mengedukasi turun langsung ke tengah masyarakat. Hal ini dilakukan bertujuan guna mendongkrak ekonomi masyarakat dengan tambahan penghasilan dari pengelolaan sampah.

Melayani Nasabah Menabung Sampah

 

Sejak berdiri BS PPB 2015 lalu, hingga kini sudah mengakomodir sebanyak 1.000 lebih nasabah. Jumlahnya semakin meningkat seiring dengan usahanya tumbuh kembang. Awal untuk mendapatkan nasabah dibutuhkan perjuangan waktu cukup panjang. Nasabah yang diakomodir dan terus dibina hingga kini. Mereka terdiri dari kalangan pelajar, pemulung, lembaga ,masyarakat umum, hingga instansi swasta dan pemerintah. Rata-rata para nasabah tersebut juga sudah lihai dalam memilah serta memilih sampah dengan baik.

Sekeliling halaman markas pria tiga anak ini, ada berbagai tumpukan sampah yang dibeli dari nasabahnya. Ada tumpukan sampah organik. Jenis sampah ini dapat terurai secara biologis atau alamiah seperti daun kering, kulit, biji buah dan sebagainya.

 

Sampah metal. Jenis sampah yang sulit terurai dengan sendirinya, seperti botol minuma, gelas plastik, tas plastik, sedotan, dan berbagai jenis barang terbuat dari metal lainnya.

 

Sampah kertas. Sesuai dengan namanya semua kategori barang terbuat dari kertas. Seperti tas kertas, cangkir kertas, karton, koran, kardus, buku-buku bekas dan sebagainya.

 

Sampah berbahaya dan beracun. Jenis sampah ini mengandung bahan kimia. Seperti baterai bekas, bohlam lampu, isi tinta printer, elektronik dan sebagainya.

 

Selain itu, ada sampah residu yang sama sekali tidak dapat diolah lagi. Sampah jenis ini, akan berakhir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Seperti barang yang berbahan minyak dan basah, tisu basah, kotak plastik atau kertas bekas makanan dan sebagainya.

 

” Sampah non organik kita jadikan barang berharga lagi. Kalau sampah organik kita olah menjadi pupuk kompos,” jelasnya.

 

Pelopor Ekonomi Sirkular

 

Kegiatan bank sampah dibesut Lambas  tak hanya mengumpulkan barang bekas saja, namun juga membangun kesadaran masyarakat peluang usaha yang menjanjikan lewat sosialisasi dan edukasi.  Bank sampah ini bisa menampung sekitar minimal 1.000 kg dari nasabahnya setiap hari. Setiap nasabah bank sampah tersebut diwajibkan memiliki tabungan yang dicatat lewat pembukuan yang rapi. Tabungan itu terdiri dari beragam jenis yakni tabungan reguler, pendidikan, tabungan sosial dan sebagainya. Para nasabah bebas memilih jenis tabungan sesuai kebutuhan masing-masing. Tujuannya, untuk menumbuhkan sikap kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dengan mengumpulkan sampah, kemudian bisa ditukar menjadi rupiah.

 

“Dibalik itu tujuan kami untuk menjaga lingkungan, mengurangi volume sampah dan menumbuhkan sikap peduli masyarakat dengan cara memanfaatkan sampah sebagai ladang rupiah sumber penghasilan tambahan. Intinya, ada kegiatan menabung dan daur ulang ekonomi sirkular sudah jalan” papar Lambas optimis usahanya akan terus berkembang.

 

Khusus sampah plastik diolahnya, menjadi barang berkelas dan bernilai ekonomis, jauh hari karena sudah ada semacam gerakan mendorong berbagai pihak dan masyarakat untuk mengumpulkan, memilih, memilah dan memproses sampah plastik menuju  ekonomi sirkular.

 

Ekonomi sirkular adalah bentuk model industri yang berfokus pada pengurangan sampah (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan daur ulang (recycle) yang mengarah pada pengurangan konsumsi sumber daya primer dan produksi limbah.

 

Meskipun model ekonomi sirkular, belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia. Tapi Lambas secara tidak langsung sudah mempelopori gerakan ini, dengan semang, tekun dan sungguh-sungguh. Demi untuk menjaga lingkungan, mau tidak mau di negara kita Indonesia harus tetap menginplementasikan ekonomi sirkular.

 

Terbukti dengan kesuksesan dan kesungguhannya, Lambas pada akhirnya  dinobatkan sebagai local heroes oleh Presiden RI, Joko Widodo. Masyarakat bisa banyak belajar dari  tokoh yang satu ini, yang pernah memenangkan local heroes sebagai pahlawan yang berjuang mengelola sampah sampai menjadi penghasilan yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

 

Penghargaan sangat membanggakan atas kesuksesan Lambas juga mendapat apresiasi dari manajemen PT PHR, karena dirinya menjadi salah satu local heroes asal Duri yang dapat kesempatan menghadiri acara Konvensi dan Pameran Indonesia Petroleum Association (IPA) ke 42 yang dibuka Presiden RI Joko Widodo di Jakarta, 2018.

 

Menularkan Ilmunya Kepada Generasi Muda

 

BS PPB  ini juga memberdayakan para pelajar yang ada di Duri, Kabupaten Bengkalis untuk berkontribusi bersama. Dengan cara Lambas menularkan ilmu dan pengalaman kepada para pelajar mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA hingga jenjang perguruan tinggi diajarkan menjadi karakter yang peduli sampah hingga memiliki soft skill yang mampu mendaur ulang sampah jadi barang berharga. Sehingga, kontribusi nyata ini tak mati dan terus berkembang.

 

Beberapa waktu lalu, BS PPB sering  dikunjungi para pelajar yang ingin mengasah pengetahuannya tentang pengelolaan sampah. Lambas sendiri, yang merupakan direkturnya turun langsung berbagi pengalamannya sekaligus pengetahuan.

 

” Jadi para pelajar itu kita ajarkan mereka mendaur cara ulang sampah jadi kerajinan tangan. Kadang kita yang ke sekolah, juga ada yang datang ke kantor bank sampah. Mereka kita kasi pengetahuan agar bisa kreatif dan produktif,” ungkap Lambas.

 

Bahkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata dari berbagai perguruan tinggi juga kerap kali bertandang ke bank sampah tersebut. Selain menggali ilmu, mereka juga melakukan penelitian dalam hal pengelolaan sampah dan menjaga lingkungan yang digagas oleh BS PPB.

 

Disamping semua kontribusi tersebut, bank sampah ini rupanya juga turut mendukung program Adiwiyata sekolah hingga penghijauan lingkungan dengan cara membagi ilmu dan praktek kepada instansi.

“Ban mobil bekas yang sudah didaur ulang jadi tempat sampah dan dicat, lalu kita letakkan di sekolah-sekolah untuk mendukung program Adiwiyata,” tuturnya.

 

Lambas sendiri selalu menjadi nara sumber ke 60 sekolah di Duri. Kerap diundang untuk menularkan ilmu dan pengalamannya mengolah sampah yang baik. Generasi muda diajak dan diedukasi agar ada harapan perubahan perilaku tidak sembarang membuang sampah.

 

” Jadikan sampah menjadi barang berharga. Jangan biarkan mencemari lingkungan dan menganggu kesehatan manusia atau sumber berbagai penyakit, “paparnya optimis.

 

Cara seperti ini bertujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang konsep ekonomi sirkular sebagai salah satu alat mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, serta sebagai media pertukaran informasi mengenai penerapan ekonomi sirkular yang berjalan di Indonesia, dan negara sahabat seperti Singapura dan Jepang.

 

PHR Mendukung Kembangkan Unit Usahanya

 

Binaan PHR ini terus berupaya berkolaborasi dengan pihak manapun. Khususnya untuk menyadarkan dan mengedukasi masyarakat agar selalu menjaga lingkungan dari pencemaran sampah.  Peluang usaha ini sangat menjanjikan untuk dikembangkan dan berdampak pada peningkatan ekonomi ditengah masyarakat. Dengan bergabungnya di bank sampah lingkungan menjadi bersih, nyaman, sehat dan sebagainya. Limbah sampah diubah dan diolah menjadi ladang rupiah.

 

” Bank sampah ini sudah menjadi sentra ekonomi bagi masyarakat. Kita dukung Pak Lambas yang sukses ini, terus berkolaborasi dengan pihak manapun untuk mengembangkan usahanya,” kata Priawansyah, Sr Analyst Social Perfomance PHR WK Rokan memberikan semangat pada Lambas.

 

Priawansyah ingat dengan pernyataan Dirjen Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia,Rosa Vivien Ratnawati  mengatakan, 

di negara Indonesia, dari 19,45 juta ton timbulan sampah pada 2022, 18,4%-nya adalah sampah plastik (3,6 juta ton). Hanya 9% sampah plastik yang bisa didaur ulang, sisanya 12% dibakar dan 79% berakhir di TPA dan mencemari lingkungan.Konsep ekonomi sirkular dipercaya bisa menjadi solusi untuk memerangi polusi sampah plastik secara berkelanjutan. Tidak hanya memiliki nilai tambah bagi lingkungan, pendekatan ini juga memberi dampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

 

Di Indonesia, dari 19,45 juta ton timbulan sampah pada tahun 2022, 18,4%-nya adalah sampah plastik (3,6 juta ton). Hanya 9% sampah plastik yang bisa didaur ulang, sisanya 12% dibakar dan 79% berakhir di TPA dan mencemari lingkungan.Konsep ekonomi sirkular dipercaya mampu menjadi solusi untuk memerangi polusi sampah plastik secara berkelanjutan. Tidak hanya memiliki nilai tambah bagi lingkungan, pendekatan ini juga memberi dampak pada perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

 

” Indonesia impor sampah. Bukan mengekspor sampah yang dapat didaur ulang. Padahal bukan malah kekurangan sampah. Karena dimana mana ada sampah. Dibuang ke laut, sungai, sekitar lingkungan tempat tinggal dan sebagainya,” katanya.

 

Bahkan dia menyampaikan bahwa pekerja yang mencari dan mengumpulkan sampah atau pemulung diperkirakan dapat mengelola sampah sebanyak 10-20 kg/hari/orang. Sedangkan pada tingkatan pengepul, dapat mengelola sampah 200-700 kg/hari.

 

Dengan demikian, potensi ekonomi sirkular selain mendatangkan peluang usaha menjanjikan dan manfaat ekonomi untuk masyarakat, juga sejalan dengan target pencapaian zero waste 2050, atau lebih cepat.***

Tags in

Berita Menarik Lainnya

Rekomendasi