Home Riau Bengkalis

“SANDI versus KBS” (Teri Melawan Hiu)

Bengkalis
Kamis, 5 September 2024, 10:17 WIB
Agung Marsudi. (foto ist)
Agung Marsudi. (foto ist)

Oleh : Agung Marsudi
Pengamat Geopolitik

PERANG asimetris sudah dimulai. Ikan teri yang kecil sedang menggalang kekuatan, dengan menggandeng sesama teri lain, sehingga cepat menggunung. Salah-salah kapal menabrak gunung teri, lalu kapal besar itu bocor dan kandas.

Itu hanya narasi, praktiknya politik adalah seni mengolah kemungkinan. Tidak ada yang tidak mungkin. Pilkada Bengkalis 2024 di atas kertas, KBS menang. Sulit bagi SANDI untuk mengalahkan KBS. Kekuatan KBS penuh, dengan sumberdaya melimpah ruah, amunisi dan nutrisi. Istilahnya kini “uangnya tak berseri”.

Modal sosial, struktural, finansial dan jaringan yang mengakar milik masing-masing partai pendukung, menjadi ukuran besarnya kekuatan KBS. Terutama setelah PKS menjadi partai ke-9 yang mendukung KBS. Partai dakwah ini dikenal memiliki mesin politik yang handal dan terukur (measureable).

PDIP dengan serangan populisnya. Gerindra dan partai-partai lain di Koalisi Indonesia Maju tak kalah energik.

Menurut analisis SWOT, dengan memetakan faktor-faktor kekuatan-kelemahan; peluang dan ancaman. Semua kuadran berpihak pada KBS. SANDI nyaris tak masuk kuadran politik yang diperhitungkan.

Satu-satunya peluang yang membuat SANDI leluasa, belajar dari pertandingan sepakbola. SANDI bermain tanpa beban. Dengan politik citra “menyelamatkan demokrasi” di kabupaten Bengkalis. Kantong-kantong suara akan terisi, terutama berasal dari agregat mereka yang kecewa. Karakter pemilih di negeri junjungan mudah “merajuk” berbeda dengan di Jawa yang lebih sabar dan lentur.

SANDI bisa bermain dengan line-up klasik 3-5-2, main di pulau (3), kerja keras di darat (5) dan menjaga pesisir (2). Pemilih di basis demografi ini layak diperhitungkan. Selebihnya sudah kecil kemungkinan menembus konstituen loyal KBS. 10 partai pendukung KBS, akan mempersempit ruang gerak SANDI di segala lini dan wilayah.

Apalagi _head to head_, berbasis elektoral jumlah kursi, peluang SANDI sangat kecil (42 kursi lawan 3 kursi). Kekuatan struktural partai lemah. Preferensinya rendah, apalagi elektabilitas. Dua kandidat pasangan SANDI, Syahrial-Andika sama-sama gagal di pemilu legislatif.

Bila dikaitkan prestasi dan kinerja pemerintahan, Kasmarni Bagus baik-baik saja. Tidak ada isu yang bisa “digoreng” dan laku jual sebab sosok Kasmarni yang santun, dan dekat dengan masyarakat. Didukung oleh wakilnya Bagus Santoso yang _”social butterfly”_ mudah bersosialisasi dengan orang lain, ramah, disukai banyak orang, dan dekat dengan media.

Dampak elektoral yang diharapkan bila tandem dengan pasangan Pilgubri, sekelas Suwai (Syamsuar-Mawardi) yang didukung Golkar-PKS, dengan SANDI di Bengkalis yang hanya didukung Golkar, boleh jadi anomali, sebab dengan beberapa pertimbangan, DPD PKS Bengkalis telah memilih mendukung KBS.

Karena tak jadi melawan kotak kosong, lalu siapa sebenarnya yang sedang memukul mundur demokrasi, sementara pasangan SANDI klaim “menyelamatkan” demokrasi.

Jadi tak sabar menunggu pilkada yang hot, rasa “slot”.***

Tags in

Berita Menarik Lainnya

Rekomendasi