Oleh : Agung Marsudi
Pemerhati Geopolitik
PILKADA Serentak 2024 sudah memasuki tahapan kampanye. 60 hari ke depan, adalah fase yang menegangkan. Bagi kandidat akan menjadi hari-hari yang menguras energi.
Mudah diprediksi alat peraga kampanye pasangan Kasmarni-Bagus Santoso (KBS), dengan besarnya sumberdaya yang dimiliki (penuh nutrisi bergizi), akan menampilkan 10 gambar parpol pendukung. Besar dan mewah! Koalisi Besar Sekali, juga disingkat KBS.
Sedang pasangan Syahrial-Andika (SANDI) karena hanya didukung oleh Golkar, gambarnya berlatar kuning, berlogo padi kapas, pohon beringin.
Melihat kondisi Pilkada Bengkalis yang asimetris, pendulum kekuatan berat sebelah. Secara obyektif, “head to head” suara Golkar tak mungkin menembus kekuatan suara 10 partai. Maka pasangan SANDI harus berani memasang strategi “Berkoalisi dengan Rakyat”.
Semakin pasangan ini bersikukuh dengan hanya Golkar, apalagi berbau egoisme primordial, tak akan berdampak elektoral. Ini perang Puputan. SANDI harus turun bersama rakyat, bahu membahu, bergandeng tangan. Sebab SANDI menjadi simbol perlawanan. SANDI melawan politik dinasti.
Politik baliho citra, jelas milik KBS. SANDI tak pada tempatnya mematut-matut diri dengan citra. Lumbung suara SANDI bukan dari Golkar, tapi dari rakyat. “Berani?”
Kalau tidak, lancang kuning akan tetap berlayar malam. Apalagi nahkodanya tidaklah paham.***
Bengkalis, 26 September 2024