Home Riau Duri

Menghijaukan Kembali Kawasan Suaka Margasatwa Cagar Biosfer Giam Siak Kecil 

Duri
Rabu, 1 November 2023, 22:26 WIB
Penanaman pohon penghijauan di Dusun Bagan Benio.(foto;ist)
Penanaman pohon penghijauan di Dusun Bagan Benio.(foto;ist)

GUNA menekan emisi karbon, Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan, menanam  sebanyak 1.200 batang bibit pohon  di kawasan Suaka Margasatwa (SM) Cagar Biosfer Giam Siak Kecil (CBGSK) dan Bukit Batu, yakni berlokasi di Dusun Bagan Benio, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

Laporan: SOLEH ALBANTANI, Duri

Jarum jam menunjukkan angka tepat pukul 10.00 WIB. Hujan turun rintik-rintik. Cuaca hari itu diselimuti mendung. Renop Noprianto beserta rekan-rekannya, sibuk memindahkan bibit pohon ke perahu Pompong yang disiapkan di tepian Sungai Mandau. Satu persatu, bibit-bibit pohon itu dinaikkan diatas Pompong berukuran 4 meter x 1 meter. Pemuda sangat gigih dan peduli lingkungan ini, akan melansirnya ke Dusun Bagan Benio.

Setelah seluruh barang bawaan dinaikkan, enam Pompong langsung berangkat ke lokasi penanaman pohon. Bunyi mesin perahu Pompong  seolah-olah memecahkan derasnya air sungai. Perjalanan menyusuri sungai ditempuh sekitar 1 jam kemudian, baru sampai ke tempat tujuan.

Rencana lokasi penanaman pohon tersebut, memang cukup jauh dari hiruk pikuknya keramaian pusat kota, sasaran area di kawasan SM CBGSK  dan Bukit Batu, tepatnya di Dusun Bagan Benio, Kecamatan Talang Muandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Ahad (29/10/2023). 

Rombongan aksi penghijauan sampai di lokasi tujuan penanaman bibit pohon.(foto:ist)

Untuk menjangkau lokasi penanaman itu, memerlukan waktu cukup panjang dan menguras banyak tenaga. Lokasi yang dituju pun berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat kota Duri. 

Bagan Benio termasuk salah satu kawasan hutan lindung, merupakan paru-parunya dunia yang menyerap karbon dioksida, hingga kini, terjaga kelestariannya serta  masih asri. 

Kondisi di lapangan, CBGSK dan Bukit Batu merupakan  lahan Gambut amat luas, area yang membentang kawasan hutan lindung, satu-satunya di Kabupaten Bengkalis dan Siak. Kawasan seluas  705.271 hektar, Cagar Biosfer ini, sudah diakui dan dideklarasikan The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dalam Man and the Biosphere (MAB) Programme. 

Ditempuh dengan Perjalanan Menyusuri  Sungai

Lokasi tujuan ditempuh masih sangat sulit diakses dengan melalui jalur darat. Perjalanan cukup panjang harus menyusuri sungai sepanjang puluhan kilometer, dengan menggunakan perahu tradisional, yang disebut oleh warga lokal  Pompong. Belakangan ini, lahan-lahan hutan tersebut mulai banyak beralih fungsi, dampak dari perambahan liar yang kini kian mengkhawatirkan. 

Melihat kondisi di lapangan kian mengkhawatirkan, mendorong Renop dan kawan-kawannya,  melakukan aksi penghijauan kembali. Renop sendiri merupakan Ketua Pertabike Duri, Komunitas Pesepeda para Karyawan PT  PHR WK Rokan. 

Berbagai pohon yang dibawanya dari Duri tersebut, akan ditanam di kawasan ditujunya, untuk program penghijauan. Misi ini dilakukan sebagai salah satu wujud pelestarian lingkungan untuk masa depan bangsa yang dilaksanakan PHR WK Rokan. 

“Kami menyadari akan pentingnya menjaga alam untuk kelestarian lingkungan, manfaatnya akan dinikmati untuk sekarang dan nanti. Program ini merupakan hasil charity dari kegiatan Pertabike Charity Ride Duri 2023 lalu. Terkumpul donasi sebesar Rp 55 Juta yang kemudian kita alokasikan untuk penanaman sebanyak 1.200 batang bibit pohon di alam raya ini,” kata Renop, panggilan akrab dirinya di lokasi penanaman pohon.

Dalam program ini, PHR WK Rokan, menggandeng mitra pelaksana program CSR yang biasanya menggeluti konservasi gajah, yakni Rimba Satwa Foundation (RSF). Bibit-bibit unggul tersebut dikembangkan di nursery milik RSF yang berkolaborasi dengan PHR WK Rokan. Khusus kawasan di Bagan Benio, PHR menanam jenis pohon Matoa, Jengkol, Petai dan Durian. Sehingga, akan ada nilai ekonomis yang akan diperoleh masyarakat setempat. 

Kegiatan ini juga selaras dengan Program One Two Trees yang digagas SKK Migas. Program ini sebagai perwujudan pilar ketiga Indonesia Oil dan Gas 4.0 yaitu, Ensuring Environmental Sustainability.

Program One Two Trees adalah upaya penanaman pohon yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan di industri hulu migas yang diharapkan bisa berkontribusi dalam menurunkan emisi karbon demi memastikan keberlanjutan lingkungan bagi generasi mendatang.

Setelah ditanam bibit pohon itu,  di Bagan Benio nanti akan terus dirawat hingga besar dan memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat sekitarnya. Di lokasi, para Perwira PHR tersebut, ternyata sangat giat menanam satu persatu pohon di lahan-lahan yang telah disiapkan, umumnya berada di pinggiran hutan dan sungai. 

Nantinya, setiap dua bulan pohon yang sudah ditanam akan dilakukan perawatan dan penyisipan jika ada yang rusak atau mati. Selain itu, juga dilakukan  monitoring dengan mengukur pertumbuhan tinggi dan diameter menggunakan aplikasi SMART, yang sudah dimodifikasi, program ini melanjutkan Program Agroforestri yang sebelumnya sudah dilakukan semenjak 2021 lalu. 

“Pohon-pohon yang ditanam apabila sudah tumbuh subur, nantinya akan bermanfaat bagi semua makhluk di Bagan Benio dan menghasilkan buah yang banyak dan menambah nilai ekonomi masyarakat,” ujar Renop dengan nada optimis usaha dilakukan menghijaukan kawasan biosfer akan berhasil.

Sekilas Tentang Bagan Benio

Dusun Bagan Benio menjadi rumah tempat tinggal bagi warga lokal. Mereka merupakan suku Melayu asli Riau, yang telah bermastautin sejak puluhan tahun silam. 

“Sudah cukup lama kami tinggal disini, lokasi ini cukup jauh. Kami hidup hanya mengandalkan hasil alam atau bertani. Dengan adanya program Pertabike dan PHR ini sangat bermanfaat sekali. Sebab, dampaknya luas bagi alam dan masyarakat,” kata Kepala Dusun Bagan Benio, Joharis. 

Berdasarkan data yang dihimpun dari Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Bagan Benio berpenduduk 1.512 jiwa berada dalam kawasan SM Giam Siak Kecil dan secara administratif masuk dalam Desa Tasik Serai, Kecamatan Tualang Mandau, Kabupaten Bengkalis. 

Awalnya dusun ini adalah Bagan Sati yang berjarak sekitar 1 km dari Dusun Bagan Benio sekarang. Dusun Bagan Sati pertama kali dibuka tahun 1937 oleh warga Tapung kanan bernama Ma’sat. Karena faktor keamanan dan upaya menghindari binatang buas, akhirnya dusun tersebut, berpindah ke pematang lebih tinggi, Bagan Benio. Tahun 1948 dua orang yang yang berasal dari tepian tukobun/Mandau berkunjung dan menetap di Bagan Benio yang bernama Jani bin Soal Samad bin Ma’akal dan setelahnya banyak masyarakat lain yang menetap di tempat ini.

Bagan Benio memiliki makna Bagan yang berarti pondok dan Benio berarti pohon kayu besar bernama kayu bonioo sehingga bermakna sebuah pondok yang berdiri di bawah kayu Bagan Benio. Penetapan pemerintahan Bagan Benio dimulai sejak tahun 1957 dengan ditetapkannya Hasan sebagai penghulu kampung. Mayoritas penduduk Bagan Benio adalah suku Melayu (99,9%) dengan mata pencaharian sebagai nelayan, dan berkebun karet serta usaha lainnya. Di lokasi tersebut, sarana penunjang seperti pelayanan kesehatan dan aksesibilitas masih amat terbatas.

PHR Komitmen Melestarikan Rimba Raya

Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Arifianto menyampaikan, selain berfokus pada operasi yang andal dan selamat dalam mendukung ketahanan energi nasional, PHR juga ikut berkontribusi pada pelestarian lingkungan hidup. Program penghijauan yang dilaksanakan di Bagan Benio tersebut, merupakan salah satu komitmen PHR dalam menjaga rimba raya. 

“Program ini merupakan salah satu wujud dan upaya kita dalam melestarikan lingkungan, dan harapan yang paling besar adalah mengurangi emisi karbon. PHR menaruh perhatian serius terhadap alam, untuk kelangsungan ekosistem dan kebermanfaatan luas bagi masyarakat khususnya di Provinsi Riau,” kata Rudi Ariffianto. 

Ia memaparkan, PHR berfokus pada 4 pilar program sosial di antaranya: pemberdayaan ekonomi masyarakat, kesehatan, lingkungan hidup dan pendidikan. 

“Komitmen kita merupakan salah satu upaya dalam mendukung ketahanan energi nasional, selain itu aspek 4 pilar tersebut menjadi asas yang mesti selalu kita jaga untuk kebermanfaatan yang luas bagi masyarakat,” paparnya.

Dengan demikian, upaya dan langkah dilakukan para Perwira PT PHR tersebut, untuk menekan emisi karbon di kawasan CBGSK dengan penanaman pepohonan kembali kawasan hutan lindung yang gundul, akibat dari perambahan semakin mengkhawatirkan. 

Upaya  ini juga merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PHR WK Rokan dalam  menjaga satwanya dan melestarikan rimba raya.***

 

Berita Menarik Lainnya

Rekomendasi