TIM Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kecamatan Mandau, Bengkalis, Riau, sebagai pencetus produksi kerajinan kreasi Batik Mandau. Batik dirancang mengangkat motif migas dan nilai-nilai budaya Melayu. Dari tangan-tangan kreatif beromset hingga Rp20 juta dalam sebulan. Batik Mandau merupakan salah satu pusat kerajinan ekonomi kreatif binaan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Wilayah Kerja (WK) Rokan. Program ini sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat dan peningkatan ekonomi, dengan menggandeng Politeknik Negeri Bengkalis sebagai mitra pelaksana.
Laporan : Soleh Albantani, Duri
Jemari lentur pengrajin melukiskan canting diatas kain putih. Kain dasar batik itu diwarnai, mengikuti garis dan pola yang dibuat. Hingga kain putih yang dibentangkan dengan bingkai sepanjang 2,3 meter dan lebar 1,25 meter, disulap menjadi kain batik sangat cantik, lengkap dengan ornamen serta warna mencolok khas tanah Melayu.
“Ini batik motif pompa angguk. Ada banyak motif lainnya, ” kata Aslinda, pengrajin batik saat ditemui di Workshop Batik Mandau, Jalan Jenderal Sudirman, Duri, Selasa (22/10/2024)
Pengrajin lainnya juga tampak sangat teliti membuat pola batik menggunakan canting. Motif lainnya tak kalah menarik, ada yang membentuk gambar pucuk rebung, bolu kemojo, bunga melati,nanas,daun duri dan motif lainnya.
Proses produksi pembuatan Batik Mandau melalui beberapa tahapan. Memang membutuhkan waktu beberapa jam. Mulai dari pengecapan, pewarnaan dan water glass hingga proses melorod (direbus) lalu dijemur.
” Setelah melalui proses, baru jadi kain batik yang bermotif nan menawan,” kata wanita yang berbakat seni dan hobinya membatik ini.
Pompa Angguk Ikon Batik Mandau
Dari sekian motif, justru pompa angguk menjadi ikon Batik Mandau. Tak hanya sekedar unik, motif pompa angguk memiliki makna dan filosofi sangat melekat dengan kehidupan masyarakat Kota Duri, Bengkalis, yang dikenal sebagai daerah pemilik lapangan migas terbesar di Indonesia.
Batik Mandau merupakan hasil karya digagas ibu-ibu TP-PKK yang memiliki minat dan bakat di bidang seni membatik. Kreasi lahirnya Batik Mandau ini juga berkat dukungan dari Pemerintah Kecamatan Mandau, hingga dukungan peralatan oleh PT PHR melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
Filosofi motif-motif Batik Mandau yang berwarna mencolok, melukiskan kondisi Kecamatan Mandau yang heterogen, terdapat banyak suku dan budaya namun tetap hidup rukun dan damai.
“Motif Batik Mandau ini melukiskan daerah ini, mulai dari corak hingga warna mencolok. Kita mengangkat corak Melayu dan migas, yang memiliki nilai-nilai histori wilayah Mandau, ” kata Pendamping Program dari Politeknik Negeri Bengkalis, M Afridon ST MT.
Warna dan motif merupakan ciri khas juga melukiskan daerah ‘Bumi Melayu’. Dilihat dari coraknya, ciri Batik Mandau terdiri berbagai jenis, mulai dari motif pompa angguk, pucuk rebung, bunga melati, daun duri, bolu kemojo, nanas hingga lambang tagline ‘Bermasa Bengkalis’.
“Bermodalkan ciri khas yang nyentrik, maka lahir suatu corak batik yang membanggakan TP-PKK Mandau, yang menjadi pencetus corak tersebut. Sebagai wujud karya nan eksotik, “paparnya.
Setahun berjalan, Batik Mandau perlahan-lahan terus bergerak maju, tumbuh dan berkembang. Hingga produk kreasi kain Batik Mandau mulai dikenal seantero Riau. Bahkan pesanan datang mengalir mulai dari instansi pemerintahan hingga manajemen perusahaan,” sebutnya.
” Saking banyaknya peminat dan pemesan, sampai pengrajin kewalahan melayaninya. Akibatnya banjir pesanan tidak dapat ditolak lagi, jika sabar menunggu hingga waktu disepakati. Karena jumlah tenaga pembatik masih terbatas dan harus ditambah tenaga lagi di masa mendatang,” pungkasnya.
Adapun cuan Batik Mandau dari motif pompa angguk paling banyak diminati saat ini. Bukan hanya sekedar bentuknya yang unik, pompa angguk memiliki filosofi sangat mendalam bagi masyarakat Riau, terutama bagi daerah penghasil migas.
” Memang banyak pesanan, ada dari manajemen perusahaan dan instansi pemerintahan, terutama Pemkab Bengkalis yang berkomitmen mendukung produk lokal,” jelas M Afridon.
Keberadaan Batik Mandau perlahan juga memberikan dampak ekonomi bagi para pengrajin. Omset dalam sebulan, TP-PKK Mandau mampu meraup sekitar Rp20 juta hingga Rp25 juta, tergantung banyaknya pesanan.
Bisnis Maju dan Tumbuh Kembang
Kreasi Batik Mandau, meskipun belum masif diproduksi, telah menembus pangsa pasar lokal dan nasional. Tak sekedar memberikan dampak ekonomi, keberadaan Batik Mandau sekaligus memberi ruang bagi kaum hawa di Mandau, untuk mendorong terus berkarya dan berkreativitas. Bisnis menjanjikan ini, menjadi ajang untuk menyalurkan bakat dan memperbanyak kegiatan positif.
Dampak positifnya bagi pengrajin cukup banyak, diantaranya dapat menyalurkan hobi kesenian dan bakat. Bagi kaum hawa saat ini sudah menjadi sumber penghasilan sangat menjanjikan. Sesuai dengan tagline Galery Brand Mandau, ‘Perempuan Berkarya Bengkalis Sejahtera’.
” Satu helai kain Batik Mandau, dibandrol dengan harga Rp300 ribu hingga Rp600 ribu. Harga tergantung motif dan kualitas kain bahan,” kata Camat Mandau, Riki Rihardi S STP MSi.
Lanjut Riki, para pengrajin mengaku bangga menjadi bagian dari rumah kreatif Batik Mandau. Ia merasa lebih produktif menjalani aktivitas sehari-hari serta menambah pengalaman dan juga teman.
“Saking asyiknya, terkadang ibu-ibu TP-PKK Mandau, membatik sampai sore hari. Karena sudah sangat mencintai kegiatan ini. Saking bersemangat menjalaninya tanpa beban,” kata suami Dewi Asdinar Ketua TP-PKK Mandau itu.
Dewasa ini, pihaknya bersama TP-PKK Mandau akan terus berjuang untuk memperkenalkan batik motif pompa angguk ke ranah publik lebih luas lagi.
” Jika Allah mengizinkan, akan kita kembangkan dengan konsep yang lebih modern dan ekonomis,” tuturnya.
Mengenai hak paten corak atau motif, ia dan sang istri tercinta sekaligus penggagas batik ikon pompa angguk, bakal berupaya semampunya.
” Kita bangga dengan produk karya TP-PKK Mandau ini. Semoga bisa membawa nama baik Kecamatan Mandau dan Kabupaten Bengkalis di kancah nasional maupun Internasional di masa mendatang,” harapnya.
Sangat membanggakan lagi, beberapa waktu lalu, Batik Mandau turut meramaikan pameran Forum Kapasitas Nasional (Forkapnas) Wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbangsel) tahun 2023 di Batam, Kepulauan Riau.
Dalam ajang tersebut, Batik Mandau tampil sebagai nominasi booth terbaik yang dihadiri puluhan perusahaan migas di Indonesia.
Begitu juga di SMEXPO Pekanbaru pada November 2023 lalu, Batik Mandau menjadi pusat perhatian berbagai konsumen lokal dan internasional. Batik Mandau kembali memeriahkan Pre-IOG SCM and NCB Summit 2024 di Batam.
Sebelumnya juga TP-PKK Mandau, mewakili Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bengkalis, meraih juara kedua pada lomba peragaan batik daerah se-Provinsi Riau Kamis, 8 Desember 2022 lalu.
Pada lomba tersebut, Kabupaten Bengkalis mengutus dua orang sebagai peserta fashion show batik daerah.
Adalah dikenakan oleh Ny. Desi Susanti Hendri, batik asal Kecamatan Mandau, menggunakan kain katun gamelan, bermotifkan pompa angguk pemompa minyak sebagai ciri khas Kota Duri. Ada lelehan minyak pada bagian bawah kain, menandakan masyarakat Mandau merasakan besarnya karunia tuhan berupa minyak di kecamatan yang dipimpin Camat Riki Rihardi itu.
Ternyata batik yang mampu menarik perhatian dewan juri ini, merupakan batik yang dirancang langsung oleh Ketua TP-PKK Kecamatan Mandau, Dewi Asdinar dan mengantarkan Dharma Wanita Kabupaten Bengkalis, menjadi juara kedua se-Provinsi Riau.
Corporate Secretary PHR WK Rokan Rudi Ariffianto turut bangga atas karya dan kreasi yang digagas ibu-ibu PKK Mandau. Batik Mandau diharapkan menjadi ikon daerah dan membawa kebanggaan bagi masyarakat setempat.
“Selain berfokus pada operasi yang unggul dan selamat, PHR juga menaruh perhatian serius terhadap pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini, kami berupaya memberikan dukungan terbaik bagi daerah melalui kreasi Batik Mandau,” tukasnya.
Bupati Bengkalis Apresiasi Produksi Batik Mandau
Melihat potensinya terus maju,tumbuh dan berkembang, kreasi Batik Mandau diapresiasi Pjs Bupati Bengkalis, Drs Akhmad Sudirman Tavipiyono MM MA. Dia sangat tertarik dan terkesan dengan corak migas dan budaya Melayu.
” Saya melihat Batik Mandau ini sudah mulai dikenal masyarakat luas. Tinggal bagaimana mengenalkan produksi ke pangsa pasar nasional dan internasional lagi,” katanya saat mengunjungi Galery Brand Mandau.
Tavip sempat melihat workshop produksi Batik Mandau dan memotivasi semangat bagi pengrajin. Dalam dialog pertemuan singkat, dirinya berpesan pengrajin jangan sampai berhenti produksi. Karena Batik Mandau memiliki potensi sangat luar biasa.
” Karena bersempadan dengan negara jiran, mudah memasarkan nanti. Apalagi jarak Melaka, Malaysia hanya satu jam setengah ditempuh dengan perjalanan laut. Nanti Batik Mandau, akan menjadi oleh-oleh khusus bagi pelancong manca negara,” ucapnya.
Tavip optimis Batik Mandau akan dikenal di kancah nasional dan internasional. Motif batik yang menjadi daya tarik harus dijaga kualitasnya. Melihat corak batik nan menawan sangat mengusik hatinya, Tavip membeli beberapa helai Batik Mandau untuk oleh-oleh. Motif dipilihnya pompa angguk. Juga ditambah motif lainnya yang merupakan ciri khas nilai-nilai budaya Melayu.
“Di Kabupaten Bengkalis, paling banyak pompa angguk. Karena penghasil migas terbesar di Indonesia. Sekarang sudah ada kain batiknya, motif pompa angguk. Ini akan menjadi ikon daerah cukup menarik. Melalui kain Batik Mandau ini, setidaknya daerah ini akan dikenal produknya hingga ke kancah nasional dan internasional,” ujarnya.
Produksi Batik Mandau belum masif dikarenakan masih dikerjakan secara manual. Keterbatasan tenaga pengrajin tidak seimbang dengan pesanan yang datang menumpuk. Perihal tersebut menjadi tantangan di masa mendatang. ***