HALLO DESA

Teras Pesisir
Jumat, 27 September 2024, 07:10 WIB
Agung Marsudi.(foto:ist)
Agung Marsudi.(foto:ist)

Oleh : Agung Marsudi
Pemerhati Geopolitik

DI BAWAH pohon Matoa yang rindang, usai jalan pagi. Sambil rehat, saya buka android, dan tak sengaja terbuka laman kanaldesacom. Ada reel menarik di instagramnya bertajuk,
“Gimana cara mengukur kemajuan desa?”

Indonesia punya cara, untuk menilai kemajuan desa. Namanya Indeks Desa Membangun (IDM). Setiap desa diukur berdasarkan 3 aspek utama, yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Ketahanan sosial mencakup: akses pendidikan, kesehatan dan layanan publik. Ketahanan ekonomi: mengukur kekuatan ekonomi desa, termasuk BUMDes. Dan terakhir, ketahanan lingkungan, dalam menjaga dan mengatasi masalah seperti sampah dan air bersih.

Ada 5 status desa dalam IDM, yaitu desa mandiri, desa maju, desa berkembang, desa tertinggal, dan desa sangat tertinggal. Status ini akan menentukan jenis intervensi kebijakan dan bantuan yang diberikan.

Dalam data Kemendes PDTT tahun 2023, ada 11.456 desa mandiri. Namun desa tertinggal dan sangat tertinggal, juga masih banyak. Dengan akses jalan yang buruk, sulit air bersih dan keterbatasan teknologi.

Narasi yang bagus sekali. Jika kemudian kita tautkan dengan potret desa-desa yang ada di negeri junjungan, di usianya yang sudah 5 abad lebih, tepatnya 512 tahun pada 25 Juli 2024 lalu. Sudah seperti apa wajah desa-desa kita di kabupaten Bengkalis.

Seperti diketahui kabupaten Bengkalis memiliki 136 desa, dari 1.591 desa yang ada di provinsi Riau.

Saya jadi rindu memakai kaos lengan panjang, bergambar logo HD, singkatan Hallo Desa. Kaos hadiah dari sebuah EO. yang menggagas program “Hallo Desa” yang diawal kegiatannya saya diminta untuk menjadi nara sumber utama.

Saat itu, saya menulis catatan pendek berjudul, “Sajak dari Desa”:

_Ayahku hanya seorang petani_
_bersama ibu, puluhan tahun_
_mengalirkan keringat ke petak-petak sawah_
_hingga enam anaknya, lepas sekolah_
_Mereka tak kenal lelah_
_pagi bergegas, senja kembali_
_mengumpulkan tenaga, untuk esok hari_
_terus begitu, hingga menguning padi_

_Ketika musim panen tiba, waktunya_
_Anak-anak pulang, membayar harapan_
_ke kampung halaman_
_Desa yang melahirkan Indonesia_***

Bengkalis, 27 September 2024

Tags in

Berita Menarik Lainnya

Rekomendasi

Circle Politik Dinasti” di Kedai Kopi

SAATNYA SANDI BERKOALISI DENGAN RAKYAT

“SIAPAPUN BOLEH JADI APAPUN”

Psikologi Nomor Urut

Partai Politik Kelas Matik

Kasmarni : Jangan Digoreng-Goreng